Senin, 01 Desember 2008

Taratak Komit ‘Provokasi’ Para Calon Sineas Jambi

Kotabaru-Tadi malam, empat buah produksi film dokumentar peraih berbagai penghargaan bergengsi diputar dan didiskusikan oleh para kalangan calon sineas dan publik pecinta film Kota Beradat Jambi.

Kegiatan yang buat keduakalinya digelar di Kota Jambi tersebut dilangsungkan di Langkan Budaya Taratak Kota Baru Jambi. keempat film yang diputar tersebut adalah suplay dari panding kerjasama dari lembaga yang konsis membangun kebudayaan di Jambi tersebut, yakni dari In Docs.

Pada kesempatan Terpisah, Naswan Iskadar aktivis budaya yang memelopori dan memediasi kegiatan yang terbilang langka terjadi di Jambi tersebut, pihaknya sengaja menggelar pemutaran film-film penuh daya edukasi yang layaknya jadi referensi hidup bagi publik tersebut, adalah guna memprovokasi para calon sineas Jambi untuk segera berbuat dan berkarya.

“Kita memang sudah menelorkan komitmen untuk terus turut serta membangun dunia perfilman di Jambi ini, atau dalan kata lain agar para calon sineas segera memulai era perfilman di Jambi ini,” ungkapnya.

Lebih jauh diuraikannya, pihaknya memang telah merancang berbagai langkah-langkah empiris menuju visi dan misi jangka panjang tersebut. Karena pihaknya sangat menyadari pembangunan edukasi kebudayaan dan kemasyarakatan itu memerlukan proses longitudinal alias memakan waktu yang lama dan berkelanjutan atau terus-menerus.
“Ya, untuk tujuan jangka panjang yakni guna mencapai visi dan misi terlahirnya para sineas Jambi handal, pihak kita sudah menyusun langkah-langkah konseptif dan kongkrit.

Termasuk disini adalah dengan memulai dengan kampanye film, seperti yang kita lakukan sekarang. Selanjutnya kita nantinya juga akan memediasi produksi film bagi mereka yang berminat. Lalu juga akan mengadakan satu festival,” terangnya.
Di sisi lain Naswan juga menilai kalau sesungguhnya Jambi tidaklah minus sumber daya untuk memproduksi film. Jambi sekarang ini sudah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) pembuat film yang tidak sedikit Jumlahnya. Menjamurnya shotting video adalah salah satu indikasinya.

“Begitu juga dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Budaya (SDB) sebagai sumber materi pembuatan fil, Jambi sungguh kaya. Apa yang jadi fenomena dari film Laskar Pelangi sekarang ini, itu pun sesungguhnya ada banyak sekali ada di Jambi,” terangnya lagi.

Hanya saja, lanjutnya, faktor yang menjadi kendala tidak pernah terproduksinya film Jambi, baik itu film oleh orang Jambi atau pun film tentang Jambi selama ini, hanyalah persoalan teknis. Jambi tidak memiliki motivator apalagi provokator perfilman. Jambi jugakurang memiliki kemauan untuk memproduksi apalagi bereproduksi.
“Karena itu Kita mencoba membuka jalan untuk mereka yang memiliki animo, atensi dan apresiasi tinggi terhadap perkembangan perflman di Jambi ini. strategi kita ya seperti yang tengah kita lakukan ini.

Sederhana dan tidak muluk-muluk. Pasalnya kita berpikir untuk apa berangan-angan akan membuat festival besar kalau memang belum siap, kan mending kita memulai dengan cara seperti ini tapi militan, siapa tahu ini bisa lebih efektif,” tegasnya menandaskan.(c@l)

0 komentar: