Senin, 01 Desember 2008

Lagi, Taratak ‘Pancing’ Gairah Calon Sineas Jambi

Jum’at Malam Kembali Gelar Pemutaran dan Diskusi Film, Kali Ini Persembahkan 4 Film In- Docs Peraih Penghargaan Bergengsi

SUNGAIKAMBANG-Sukses dengan acara pemutaran film dan diskusi perdana yang dihelat beberapa bulan lalu, Langkan Budaya Taratak kembali akan menggelar helatan serupa Jum’at (28/11) malam besok. Bahkan kegiatan yang digelar buat keduakalinya ini Taratak yang bekerjasama dengan In-Docs Jakarta akan memutar 4 film dokumenter pendek peraih berbagai penghargaan sekaligus. Hal ini tentu saja indikasi telah terjadi pengingkatan positif dari apa yang telah digelarnya buat pertama kalinya beberapa waktu lalu, yang hanya memutar 2 film.

“Ya, kali ini kita akan memutarkan 4 film sekaligus, karya anak negeri yang kesemunya sudah berhasil meraih berbagai penghargaan perfilman dari ajang festival dan kompetisi yang sempat digelar baik oleh stasiun televisi maupun asosiasi perfilman tanah air,” ungkap Naswan Iskadar, aktivis sebibudaya yang sekarang ini semakin intens mengkampanyekan tentang pembuatan film kepada publik Jambi.

Dikatakannya juga, pihaknya kali ini sengaja mengangkat tema heroik atau semangat kepahlawanan. Hal ini berkaitan dengan fenomenalnya film Laskar Pelangi. Menurutnya apa yang pihaknya coba suguhkan kepada publik peminat film dan calon sineas Jambi adalah sebentuk respon dan penjabaran wacana dari fenomena yang sudah ada saat ini.

“Ke-4 film In-Docs yang akan kita putar dan diskusikan nantinya adalah film-film yang bertemakan kepahlawanan. Tapi jangan salah kaprah menagartikan kepahlawanan di sini. Karena film-film yang akan kita putar ini samasekali bukanlah film perang atau film aksi ala hollywood yang sering di putar di teve. Di sini kita malah memberikan penyadaran kepada publik Jambi saat ini bahwa kepahlawanan di zaman sekarang ini bukanlah sebatas angkat senjata menembak musuh negara,” terangnya.

Keempat film tersebut adalah Suster Apung yang merupakan potret perjuangan tanpa pamrih seorang suster yang bertugas di daerah peraiaran Sulawesi. Lalu film Kepala Sekolahku Pemulung, sebuah film etos kerja dan kinerja tanpa pamrih seorang kepala sekolah yang ternyata diluar tugas dinasnya di sekolah juga bekerja sebagai pemulung demi menghidupi keluarganya.

Lalu film Helper Hongkong Ngampus, sebuah cuplikan kisah dua TKI Indonesia di luar negeri yang sejahtera semasa masih sebagai TKI namun berbeda nasib setelah pensiun jadi TKI, hanya karena etos kerja. Lalu yang terakhir film Prahara Tsunami BertaburBakau, yang mengangkat kisah perjuangan seorang nelayan yang menyelematkan pantainya dari pengikisan laut dengan memulai bekerja sendiri menamami pantai dengan bakau.

“Nanti kita akan mendiskusikan kesemua film ini. makanya hadir ya, ikut nimbrung dengan kita untuk bisa semakin terbuka wawasan dan wacana. Jangan lupa akan turut hadir dua tokoh penting dinegeri ini sebagai nara sumber diskusi kita nantinya lho. Mereka adalah A Shomad pemerhati masalah sosial dan pendidikan Jambi, dan M Zayadi, anggota DPRD Kota Jambi. kita akan kupas apapun tentang film dan wacana sosial yang mendidik yang terjadi di seputuar kita,” tandasnya memesankan.(c@l)

0 komentar: