Senin, 01 Desember 2008

Ketika Hari Guru Tiba dan Reaksi Para Murid

Ada Murid yang Berikan Kado dan Bunga, dan Ada Sekolah yang Buat Acara Syukuran

Hari Guru sudah diperingati, berbagai macam cara memberikan makna pada hari yang sepesial bagi para pendidik yang kesemuanya secara komulatif telah distreotifkan sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa itu. berikut adalah hasil pantauan Posmetro Jambi di beberapa sekolah dalam Kota Beradat Jambi, Tanah Pilih Pseko Batuah.

YUPNICAl SAKETI, KOTA JAMBI


Ketika Pemimpin Upacara membubarkan barisan pada upacara khusus peringatan hari guru di beberapa sekolah dan tempat dalam Kota Jambi beberapa hari lalu, para peserta upacara pun langsung menghambur ke arah barisan berbanjar para gurunya.
Para murid dan siswa itu menyalami gurunya satu persatu sembari mengucapkan ‘selamat hari guru Pak, Bu’. Lalu berikutnya di beberapa sekolah para siswa ada yang langsung diboyong ke ruangan auditorium guna mengikuti acara hiburan. Di sekolah yang lain sekolahnya menggelar acara syukuran bersama.
Sementara di sekolah yang lainnya ada yang langsung menggelar do’a bersama. Di lapangan sekolah maupun di ruangan khusus, auditorium atau di mushalla sekolah. Di sekolah yang lainnya para murid memang langsung masuk kelas. Tapi ada yang tidak untuk mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melainkan acara keakraban atau hiburan ringan lainnya.


Ada juga salah satu kelas di sebuah SDN di Jambi para muridnya memberikan kado kepad gurunya. Ada juga para murid yang mempersembahkan bunga. Pendeknya di hari itu sungguh mengharukan bagi para guru, para pendidik yang selama ini begitu disegani oleh para murid dan publik.

Namun dari beragam cara sekolah merayakan hari sepesialnya para guru itu, sesungguhnya sudah berap jauhkan sebenarnya keberadaan guru di era sekarang ini sudah terangkat. Masih ada banyakkah ‘Umar Bakri’ seperti sosok yang lantang dinyanyikan penyanyi balada Iwan Fals.

Masih ada banyakkah sosok guru pencipta lagu fenomenal sampai jadi lagu nasional Hymne Guru, namun nasibnya sedari dulu sampai saat ini ternyata masihlah berstatus guru honorer, tak pernah mampu terangkat atau diangkat oleh pemerintah jadi PNS.
Masih ada banyakkah sosok guru yang selain jadi guru PNS tapi masih Nyambi bekerja yang lainnya sebagai tukang ojek, pedagang, bahkan sebagai pemulung seperti yang film dokumenter yang diputar di Taratak tadi malam, itu hanya karena desakan kebutuhan hidup yang terus mencekik.

Masih ada banyakkah sosok guru seperti seorang bu Muslimah, sang guru yang diangkat kisahnya ke layar lebar dalam film Lasykar Pelangi yang memenomena sekarang ini. masih adakah sosok guru seperti Butet Manurung yang rela turun ke pedalaman hutan hanya demi bisa mengajar tulis baca para bocah Kubu.

Atau malah sebaliknya, semakin banyak guru yang bekerja asal-asalan, mengabdi karena pamrih. Banyak yang memaksa naik status jadi PNS padahal tak becus mengajar apalagi mendidik murid. Ada banyak manipulasi profesi, yang seharusnya bukan guru malah jadi guru hanya karena mengantongi Akta 4.

Sementara para sosok yang semestinya jadi guru sejati namun hanya karena kurang beruntung, malah tersisih dan disisihkan. Lalu masih banyakkah kasus-kasus memalukan yang diperagakan para guru di sekolah-sekolah. para guru yang nileb dana bos, guru yang garong bahan bangunan untuk sekolah untuk selesaikan pembangunan dapur rumahnya, para guru yang nyambi sebagai bisnismen jual buku jual seragam dan jual ini itu.

Lalu masih adakah guru yang cabul atau berpikiran cabul terhadap murid wanitanya. Atau masih kah ada guru yang memiliki rasa atas keberadaan dirinya sendiri. Masih kah seperti itu. kalau masih ah rasanya hambar saja hari guru ini diperingati sedemikian tersedu sedangnya penuh keharuan seperti di awal paparan tadi. Tapi kalau memang sudah semakin baik cerminan dunia pendidikan di negeri ini, semoga itu bisa jadi harapan cerah bagi masa depan negeri ini. semoga tidak ada lagi koruptor dan teroris di masa itu. semoga, amin.***

0 komentar: