Jumat, 10 Oktober 2008

Prediksi Pergantian ‘Pemain’ di Pemkot Pada Masa Injury Time?

Prediksi Pergantian ‘Pemain’ di Pemkot Pada Masa Injury Time?

Meski Allenatore Baru Nantinya Kembali Bongkar Squad Itu

Menyusul akan segera terjadinya pergantian tampuk pimpinan di Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, terang telah mulai mengambang bayangan-bayangan mutasi di benak para pejabat di lingkungan Pemprov.

YUPNICAL & A HIDAYAT, KOTABARU

Layaknya bagaimana kasak-kusuknya para pemain sepak bola profesional yang merumput di berbagai klub elit di pentas kompetisi reguler profesional di Eropa sana, setiap memasuki fase dibukanya transfer window (masa belanja pemain).
Mengadopsi pengistilahan sepakbola dalam kamus lega calcio (nama kompetisi Seri A liga Italia) itu pula Posmetro Jambi Mencoba mengibaratkan. Setiap kali terjadi pergantian allenatore (pelatih) maka dipastikan pekerjaan pertama yang dilakukannya adalah merombak squad alias tim-nya agar bisa ideal dan sesuai selera dan kebutuhannya.
Bahkan tidak hanya saat awal itu dia melakukan perombakan, dalam setiap permainan yang tengah dilakoni timnya pun pergantian pemain harus tetap terus terjadi sampai akhir masa Injury Time (waktu ekstra). Hal itu tentu merupakan otoritas (Prerogatif) mutlaknya sebagai allenatore. Karena sebagai pelatih dia tentu mempunyai strategi dalam menyikapi permainan dan berbagai kemungkinan yang berkembang di dalamnya, sampai wasit meniup peluit terkahir.
Di pemerintahan pun demikian adanya. Kalau diibaratkan pertandingan bola tadi, maka saat ini Arifien Manap selaku Walikota Jambi sudah memasuki masa injury time yang sangat kritis. Sebentar lagi KPU (wasit) akan meniup peluit panjang. Arifien tentu tengah memuncah dan memuncaki permaianan yang tengah berlangsung jelang masa sudden death ini.
Masih perlukan dia melakukan pergantian pemain, itu tentu saja akan sangat tergantung dengan standar penilaian (evaluasi)yang dimilikinya sendiri. Menyikapi kondisi itu tentunya semua. Kalau dia menganggap tim masih belum memenangi permainan itu sebagaimana harapannya, tentu dia akan secepatnya akan melakukan pergantian pemain dari yang sudah melemah staminanya dengan yang masih ambisius dan segar bugar.
Tapi sebaliknya, kalau dia menilai permainan itu sudah cukup dimenanginya maka dia tentu hanya akan duduk manis di halte pemain cadangan sembari menunggu wasit meniup peluit panjang.
Apakah ketika itu dikaitkan dengan situasi politik saat ini, dimana secara politis Walikota Arifien Manap akan segera mengakhiri masa jabatannya alias sudah dalam masa Injury time atau detik-detik akhir dalam masa tambahan waktu pada pertandingan sepak bola.
Meski begitu yang paling dicemaskan adalah kemungkinan ikut bermainnya faktor politis dalam berbagai utasi yang berkemungkinan terjadi dalam waktu dekat ini.
Ketika dikomentari apakah akan terjadi rotasi atau perputaran besar-besaran di lingkup Pemkot Jambi terkait akan dilaksanakannya PP 41, Plt Sekda Kota Jambi H Husin Kasim dengan diplomatis hanya menjelaskan kesemua kebijakan itu saat ini masihlah otoritas sang pemimpin aktif, yakni Walikota. Dirinya juga tidak mengomentari dan hanya mengatakan semuanya ada ditangan pimpinan dan dalam hal ini tentu saja walikota.
Namun berdasarkan isu yang berkembang saat pergeseran tersebut akan terjadi di Dinas PdK dimana yang jabatan saat ini dipegang oleh M Rawi akan segera digantikan dan Rawi sendiri akan ditempatkan sebagai Kepala Bappeda. Pasalnya berdasarkan historinya Rawi pernah menjabat di situ.
Namun, dengan dilantiknya para pejabat yang akan menduduki masing-masing jabatan bukan berarti akan membuat mereka menjadi senang. Pasalnya, dalam waktu dekat ini akan terjadi penggantian pimpinan dimana walikota baru akan segera dilantik, dan apakah walikota baru akan berkenan memakai pejabat yang dilantik oleh walikota saat ini.
Semua kembali kepada walikota yang baru, namun walikota baru juga pasti akan terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap kinerja bawahannya apabila akan melakukan pergeseran jabatan.
Ya, selaku sosok yang masih memiliki wewenang Arifien tentu saja masih memiliki hak prerogatif itu. Tapi apapun sikap yang diambilnya sebentar lagi, memutasi lagi atau tidak, sesungguhnya hal itu saat ini tidaklah terlalu menyita emosi kita, selaku publik penonton maupun sebagai pemain. Maka sudah seharusnya hal itu tidak dipandang lagi dengan kacamata sinisme.***

0 komentar: